your comments

Senin, 04 Februari 2008

Rengiana

Rengiana atau lasimnya oleh orang Indonesia dikatakan sebagai jelmaan wanita hamil yang meninggal bersama bayinya dalam proses melahirkan alias Kuntilanak. dalam versi aslinya Rengiana sebenarnya hanya menampakan diri tanpa menggangu manusia. Akan tetapi akhir-akhir ini isu sosok Rengina yang meneror dan menggangu ketentraman orang poso mulai santer terdengar, para korbannyapun menurut cerita orang setempat sebagian besar adalah seorang laki-laki.

Menurut cerita teman penulis, mahluk ini akan menyerang sang korban (laki laki ) ketika ia pulang sendirian pada waktu malam. kehadiran mahluk ini ditandai dengan suara anak ayam yang terus menerus berbunyi, Mahluk ini akan menyerang dengan cara mencabut bebrapa helai rambut disekitar Tanoana ( titik botak pada belahan rambut ). namun efek serangan mahluk ini tidak serta-merta dirasakan oleh si korban. Korban yang telah terkena serangan mahluk ini sekonyong-konyong akan mengalami kejadian gaib dimana kelaminnya mengalami penyusutan kedalam. Bila efek serangan mahluk ini tidak dapat dihentikan segera maka korban akan menemui ajalnya seketia itu juga.

Adapun asal-usul mahluk jejadian ini dikatakan memiliki dua versi cerita. Pertama mahluk ini merupakan kuntilanak original yang dipelihara oleh manusia sebagai pesugihan. Ketika manusia yang memeliharanya itu meninggal dunia maka si mahluk yang tak bertuan ini kemudian pergi melalang buana mencari pengasuh baru. Dalam perjalanannya itu si mahluk kemudian mungkin kelaparan dan jajan di sembarang tempat ^^ yang tak lain koraban jajanannya itu adalah pria-pria malang

Versi kedua.mengatakan bahwa mahluk ini merupakan turunan kedua dari mahluk original. Yang dalam istilah saintnya dikatakan bermutasi menjadi sosok yang berserk atau tidak tekendalikan.serta menyebarkan terror bagi laki-laki dimana saja.

( di tulis berdasarkan cerita seorang teman penulis Edi Tarinje )


Kalomba

Kalomba adalah salah satu legenda mahluk kasatmata yang terkenal.karena mahluk ini memiliki kemiripan dengan legenda ditanah jawa yaitu babi ngepet. Menurut cerita sosok kalomba menyerupai kambing jantan besar dengan buluh yang tebal. Akan tetapi ia tidak memiliki kepala. Konon katanya kepala si mahluk berada di bawah perut.

Sosok mahluk ini diceritakan memiliki kemampuan yang multifungsi. Bila legenda jawa menceritakan sosok mahluk yang beragam dengan fungsi berbeda misalnya maka Kalomba tidak demikian, mahluk ini dapat dipelihara oleh manusia dan dijadikan sebagai pesuruh baik untuk pesugihan, menenung orang lain (voodoo ) dan sebagainya. Akan tetapi resiko dari memelihara mahluk ini adalah. Ketrikatan batin si mahluk dan majikannya (patron clien kale ^^ ). Dimana apa bila si mahluk tidak diberi makan oleh si majikan maka. Kalomba akan memakan majikan tersebut. Selain itu Kalomba adalah mahluk yang tidak bisa di usir dan berpindah sebarang majikan. Menurut penulis mungkin disana ada terjadi sebuah kontrak kerja ha ha ha…..

Menurut kepercayaan orang poso mahluk halus ini memiliki makanan kegemaran yaitu parutan kelapa, olehnya para wanita poso jaman dahulu. Sangat tabu membuang sisa parutan kelapa dihalaman menjelang malam karena akan menggundang bencana.


Pupu Wo'o

Pupu wo’o merupakan kisah legenda yang lahir pada jaman misionaris dan pasca misionaris Kristen masuk ke tanah poso. sama halnya dengan kisah kisah legenda yang lain, cerita tentang Pupu wo’o sangat beragam versi.

Versi pertama menceritakan bahwa Pupu wo’o adalah hantu gentayangan yang meneror manusia karena kehilangan kepalanya. Dikisahkan semasa hidupnya sosok yang menjadi hantu Pupu wo’o adalah manusia yang kepalanya dipancung dan dijadikan sebagai penyanggah tiang utama dijembatan-jempatan penyeberangan. konon katanya jembatan-jembatan yang dibuat oleh para kontraktor jembatan tidak dapat bertahan lama akibat keganasan sungai yang memisahkan kedua daratan yang membelah daratan ditanah poso. Dan untuk memperkokoh tiang utama jembatan harus dikorbankan kepala seorang manusia dan darahnya campurkan dengan adonan semen agar pondasinya menjadi kuat

Versi kedua mengatakan bahwa Pupu wo’o adalah hantu tanpa kepala yang semasa hidupnya selalu melakukan kegitan keji yakni sebagai pemancung dan penyedia korban manusia untuk dijadikan tumbal dijembatan-jembatan. Konon pula menurut cerita si pelaku kemudian tertangkap oleh penduduk setempat dan di hukum pancung. akan tetapi jiwanya dan raganya ditolak oleh tanah. Dan sebagai hukumannya dia mati berjalan ( sombie )…( kok mirip hantu jeruk purut sih^^)

Silo Rano

Silo rano ( lampu Danau ) adalah legenda yang menceritakan tentang penunggu danau poso yang bersosok seperti ular naga.

Banyak spekulasi yang mendeskripsikan wujud ular tersebut. Ada yang mengatakan menyerupai ular sanca raksasa, ada yang mengatakan menyerupai komodo raksasa, ada pula yang mengambarkan sosok mahluk yang menyerupai mahluk dinosaurus purba.

Konon menurut cerita yang beredar oleh penduduk setempat mahluk penunggu danau poso ini bersarang di sekitar Desa Taripa tepatnya bawah dibukit Marari atau oleh penduduk sekitar lebih akrab disebut sebagai Pada Marari. Penduduk berani mendiskripsikan bukit tersebut sebagai sarang mahluk ini dikarenakan puncak gunung tersebut selalu kering dan tidak ditumbuhi oleh pepohonan. Penduduk berasumsi bahwa sumber air dan akar tanaman disitu mati kekeringan disebabkan pasokan mineral dan airnya terputus oleh perilaku mahluk yang berada dibawah bukit tersebut.

Menurut cerita silo rano adalah permata dari ekor si ular raksasa yang bening berukuran besar ( sedikit lebih besar dari lampu nelayan ) dan dapat mengeluarkan cahaya diwaktu malam. Kemudian untuk membedakan silo rano dengan lampu para nelayan setempat, adalah intesitas cahaya yang dibiaskannya. Katanya ^^ cahaya silo rano sangat terang dan bergerak cepat bila disaksikan dengan mata. Oleh penduduk setempat yang kebetulan sedang berada dipantai atau sedang mencari ikan didanau.

Tu'a lumili

Tua lumili ( lumili tua/ kayu besar yang umurnya sudah lama ) adalah kisah tentang sebatang kayu tua yang mengapung dalam posisi miring. Kayu ini akan selalu miring meskipun diterjang oleh ombak danau yang keras akibat Tiupan angin Dongi (angin dongi adalah angin keras yang bertiup dari arah Dongi sebuah wilayah di Tentena dengan kecepatan tertentu. Bila angin ini bertiup para nelayan local biasanya enggan untuk mencari ikan sebab angin ini dapat menimbulkan gelombang ombak yang besar).

Konon Tua lumili merupakan hasil kutukan dari cinta terlarang yang tidak dikehendaki oleh adat Pamona pada masa lalu. Seperti berselingkuh, hubungan sedarah, dan lain lain. Mereka yang ketahuan melakukan hal tercela tersebut kemudian diseret oleh warga ke tetua adat. Dan oleh para tetua. Mereka dijatuhi hukuman mati dengan cara mengikat kedua insan tersebut bersama-sama, dan menghanyutkannya disungai serta membiarkan mereka berdua mati tengelam. Barang siapa yang menolong orang yang telah di jatuhi hukuman tersebut maka ia akan bernasib sama dengannya (terhukum)

Menurut kesaksian seorang teman penulis semasa kecil. Ia pernah melukai tua lumili dengan Perangnya (pendang pendek) dan ketika kayu tersebut tertebas. Mengalirkan cairan menyerupai darah. Percaya atau tidak hanya anda yang dapat membuktikannya.

watu kayade-yade

Legenda watu kayade-yade (batu kayade yade ).adalah cerita yang mengkisahkan tiga buah batu sakti yang menjadi penunggu Danau Poso. Meskipun nenek penulis ketika mendongeng tidak menjelaskan asal-usul batu terebut akan tetapi dikatakan bahwa batu ini selalu mengitari danau poso dalam periode tertentu. Tanda batu ini akan mengitari danau Poso adalah dengan suara lengkingan yang sangat keras. dikatakan pula apabila terjadi lengkingan keras maka akan ada tumbal yang akan mati tengelam di Danau Poso,

Sehingga orang orang tua jaman dahulu sangat melarang keras anak-anak mereka mandi di Danau ketika peristiwa gaib itu terjadi. Watu kayade yade terdiri dari tiga buah batu berukuran besar yang tugasnya menggali pingiran danau Poso agar tetap dalam.

Konon kemudian menurut cerita watu kayade-yade tidak pernah mengitari danau poso lagi dikarenakan. Ketiga batu itu terpisah satu sama lainnya ada cerita yang mengatakan watu kayade-yade sebagai penunggu danau Poso dikalahkan oleh penuggy lain yang menyerupai ular raksasa, ada pula cerita yang mengatakan. Batu pertama dari watu kayade-yade terbelah menjadi dua dan oleh masyarakat setempat dikenal dengan watu na sayu anga ( batu yang di pengal oleh setan ),batu kedua terperosok didalam gua yang besar disekitar wera Sulewana. Sedang batu ketiga pergi jauh mengikuti aliran sungai Poso dan menghilang di dalam lautan.